Pages

Penyebab kerusakan bahan pustaka (part 1)

October 30, 2020 , , 0 Comments




Kerusakan bahan pustaka (bahan perpustakaan) bisa terjadi karena berbagai hal. Bahkan saat koleksi pustaka tidak dipergunakan atau tidak disentuh pun, kerusakan itu dapat saja terjadi. Proses kerusakan itu bisa saja tidak disadari, dan berjalan secara diam-diam. Bukan tidak mungkin,kerusakan baru akan nampak saat koleksi bahan perpustakaan tersebut akan dipergunakan. 

Banyak hal yang bisa menyebabkan kerusakan bahan perpustakaan. Secara garis besar, penyebab kerusakan bahan perpustakaan dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu karena :

a. Faktor Internal

b. Faktor Eksternal

Penjelasannya sebagai berikut :

I. Faktor Internal

Merupakan faktor penyebab kerusakan yang berasal dari dalam koleksi itu sendiri. Artinya kerusakan berasal/disebabkan oleh faktor intrinsik bahan perpustakaan tersebut. 

Yang termasuk faktor internal adalah :

    a. Kualitas kertas

Kualitas kertas yang baik untuk bahan pustaka dan arsip adalah kertas yang bebas dari senyawa-senyawa asam dan lignin. Lignin tidak bersifat asam, namun ketika kertas terkena cahaya, bahan ini bereaksi dengan campuran lain di dalam kertas, sehingga menyebabkan kertas menjadi rapuh. 

Lignin adalah zat yang banyak terkandung di dalam serat-serat selulosa dari kayu. Kertas yang banyak mengandung lignin akan merubah warna kertas dari putih menjadi kuning kecoklatan dan kertas menjadi lapuk. Asam dan lignin banyak dijumpai pada kertas modern, yaitu kertas yang diproduksi setelah tahun 1850.

    b. Asam 

Sebagaimana telah disebut di point a. tadi, asam tidak baik bagi kertas. Asam bisa mendegradasi kertas.  Secara perlahan, asam akan merusak,hingga menghancurkan kertas. Terlebih lagi jika bereaksi dengan bahan lain yang terdapat di kertas atau dari udara. Asam yang terdapat di dalam kertas cover atau sampul dapat berpindah ke bagian kertas lainnya yang berada di dekatnya. Hal ini adalah karena asam dapat bermigrasi, menularkan ke sekitarnya. Jika koleksi yang bersifat asam diletakan bersebelahan dengan koleksi lainnya, maka koleksi tersebut akan tertular asam. Biasanya kondisi asam akan ditandai dengan aroma yang khas (asam), atau pun dengan bintik-bintik berwarna kuning kecoklatan pada kertas.

Kandungan senyawa asam dalam kertas akan mempercepat reaksi hidrolisis, sehingga mempercepat pelapukan (kerusakan)pada kertas. 

    c. Tinta

Tinta tradisional yang dipakai untuk menulis merupakan bahan yang menyebabkan kertas bertambah asam. Tinta yang mengandung zat besi (iron gall ink) di samping mengandung asam, sering berubah warnanya menjadi coklat kekuningan. Pada daerah tulisan kadang-kadang ditemukan kertas berlubang-lubang seperti terbakar. Inilah yang sering disebut sebagai korosi tinta.

    d. Perekat / Lem

Penjilidan buku menggunakan perekat atau lem. Kebanyakan lem tidak tahan lama dan setelah itu daya rekatnya hilang. Ada macam-macam perekat atau lem, yaitu lem binatang (animal glue), biasa digunakn dalam penjilidan tradisional, terbuat dari tulang dan kulit binatang, serta gelatin dengan kandungan utamanya yang tidak tahan lama dan dapat mengundang seragga. Sekarag lem binatang diganti dengan PVA (Polyvinyl Acetate) yang terbuat dari polimer sintetis dicampur dengan bahan aditif lainnya. Lem jenis ini cepat kering dan tidak mengundang serangga, mempunyai daya rekat yang kuatdan sulit dilepas (Harvey, 1993).


------------ In syaa Allah, to be continued...

(literatur : M.Razak,et.al., Petunjuk teknis pelestarian bahan pustaka, 1995, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI

=========================

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 comments: