Penyebab Kerusakan Bahan Perpustakaan (part 2)
Pada tulisan sebelumnya,telah dibahas tentang penyebab faktor kerusakan bahan perpustakaan yang berasal dari faktor internal, maka sekarang akan dibahas tentang faktor kerusakan bahan pustaka yang berasal dari faktor eksternalnya.
II. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor penyebab kerusakan yang berasal dari luar bahan perpustakaan itu sendiri. Faktor eksternalini terdiri atas :
A. Faktor lingkungan
1. Temperatur dan kelembaban
Perubahan temperatur akan menyebabkan perubahan kelembaban. Fluktuasi yang sangat drastis akan besar pengaruhnya terhadap kerusakan kertas, karena kertas akan mengendur dan menegang. Jika hal ini terjadi berulang kali, akan memutuskan ikatan rantai kimia pada serat selulosa kertas sehingga menyebakan kertas menjadi rapuh.
Kelembaban udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menimbulkan beberapa masalah. Kombinasi antara temperatur yang tinggi dan kelembaban yang tinggi akan menyuburkan pertumbuhan jamur dan serangga. Apabila kelembaban udara terlalu rendah, menyebabkan kertas menjadi kering dan getas serta sampul yang terbuat dari kulit akan menjadi keriput.
2. Cahaya
Cahaya mempunyai pengaruh mengelantang, menyebabkan kertas menjadi pucat dan warna tinta memudar. Karena pengaruh cahaya, lignin pada kertas akan bereaksi dengan komponen lain sehingga kertas berubah menjadi kecoklatan.
Kerusakan karena cahaya sangat tergantung dari panjang gelombang (adanya sinar UV) dan waktu pencahayaan. Makin kecil panjang gelombang dan makin lama waktu pencahayaan, kertas makin cepat rusak.
3. Polutan
Polutan atau pencemar udara seperti gas sulfur dioksida, gas hidrogen sulfida dan gas nitrogen oksida yang berasal dari hasil pembakaran minyak bumi, pabrik dan kendaraan bermotordapat merusak bahan pustaka.
Debu, kotoran dan partikel lainnya yang berasal dari udara dapat merusak kertas, yaitu antara lain: kertas mudah tergores karena gesekan, partikel debu akan masuk ke selasela halaman buku. Partikel debu pada lingkungan yang lembab akan menimbulkan noda permanen yang sukar dihilangkan. Kotoran dan partikel padat seperti jelaga dapat menimbulkan suasana asam yang dapat merusak kertas.
4. Rak penyimpanan tidak sesuai
Rak yang tidak memadai atau tidak sesuai standarjuga dapat merusak koleksi/ bahan pustaka.
B. Faktor Biota
Banyak makhluk hidup yang bisa merusak koleksi bahan perpustakaan. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biota seperti mikroorganisme, serangga dan tikus umumnya dikenal sebagai bio deterioration.
Biota dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: jamur (fungus/ mold); Serangga (silverfish, bookworm, booklice, rayap, kecoa); dan hewan pengerat (Tikus)
Jamur dapat penyebab kerusakan yang cukup serius pada kertas karena dapat merubah warna kertas dan menyebabkan kertas menjadi rapuh. Jamur dapat memproduksi beberapa macam asam organik seperti asam oksalat, asam fumorik dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam dan rapuh. Pada tempat tumbuhnya jamur biasanya akan timbul noda yang berbentuk bintik-bintik pada kertas disebut foxing. Foxing adalah besi oksida atau besi hidroksida yang terbentuk dari reaksi kimia antara partikel besi yang terkandung dalam kertas dengan asam organik yang dihasilkan oleh jamur.
Rayap adalah serangga perusak yang paling berbahaya, karena dapat merusak koleksi. Raya berbadan lunak dan berwarna pucat, hidup berkelompok dalam koloni yang terorganisasi dengan baik. Ada 2(dua) jenis rayap, yaitu rayap kayu dan rayap tanah. Kedua jenis rayap ini memakan bahan sellulosa pada koleksi sehingga tidak bisa diperbaiki kembali.
Jenis hewan pengerat yang sangat berbahaya dalam merusak koleksi adalah tikus (mice/mouse). Tikus menggunakan kertas untuk membuat sarang serta untuk mengasah giginya, sehingga buku-buku menjadi tidak utuh karena digerogoti oleh tikus. Tikus merupakan jenis hewan pengerat yang cukup serius dapat merusak kertas. Tikus betina akan mengumpulkan kertas untuk dibuat sarang. Tikus juga merusak buku-buku karena kebiasaan mereka menggerogoti benda keras untuk menjaga gigi mereka yang tajam. Selain itu urin dan kotoran tikus dapat menodai kertas serta dapat menimbulkan penyakit.
C. Faktor Manusia
Faktor penyebab yang besar bagi kerusakan bahan perpustakaan dimungkinkan karena keterlibatan manusia. Keterlibatan tersebut dapat dilakukan secara langsung (misalnya: pencurian, pengrusakan, dan penanganan yang kurang hati-hati) atau kerusakan secara tidak langsung, misalnya memproduksi kertas dengan kualitas rendah, mutu jilidan yang rendah dan tidak adanya penyuluhan kepada staf dan pengguna perpustakaan. Cara penanganan yang salah dan kurang hati-hati baik yang dilakukan oleh staf maupun pemustaka dapat menyebabkan kerusakan pada bahan perpustakaan.
D. Faktor Bencana Alam
Bencana di bagi menjadi 2 yaitu bencana karena alam seperti: angin topan, gempa bumi, tsunami, gunung meletus dan bencana yang dikarenakan oleh manusia seperti : kebakaran, vandalisme, terorisme, perang, dll.
Karena datangnya bencana tidak dapat dipastikan, maka perlu disusun perencanaan persiapan dalam menghadapi bencana bagi perpustakaan-perpustakaan agar dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi.
===========================
Source:
1. Razak,M., et al, Petunjuk teknis pelestarian bahan pustaka, 1995,Jakarta : Perpustakaan Nasional RI
2. Pemeliharaan dan perawatan bahan perpustakaan : Bahan ajar pendidikan dan pelatihan pustakawan inpassing, 2019, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI
3. Sudiarti, Leni, Pemeliharaan dan perawatan bahan perpustakaan : bahan tayang diklat pengenalan perpustakaan, 2019, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI
0 comments: